“ViRus Penyebab LuPa”

Dari sekian banyak sifat buruk yang saya miliki, Salah satu sifat yang sangat sulit untuk saya hindari apalagi untuk saya hilangkan adalah bahwa saya adalah seorang pelupa. Dapat dikatakan sifat buruk saya yang satu ini sudah mencapai taraf “akut”, atau dalam istilah kedokteran sudah mencapai “stadium 4”. sifat buruk ini bukan akibat dari suatu species virus laksana Virus HIV penyebab AIDS atupun serangan hewan laksana nyamuk Aides Aigepty penyebab Demam Berdarah. mungkin sifat ini merupakan suatu takdir illahi yang mau tak mau harus saya jalani sebagai suratan takdir saya. Sifat buruk saya ini sudah memakan banyak korban. inilah rentetan korban keberingasan sifat buruk saya tersebut :
1. Pernah suatu ketika saya lupa menaruh kunci sepeda motor saya. Saya kira kunci itu masuk kloset saat tak sengaja ikut tercuci. Rasa panik, bingung, was-was datang menyergap saya karena hanya itu kunci yang saya miliki ( tidak punya kunci cadangan ). Akhirnya setelah saya kebingungan mencarinya selama hampir 1 jam, eh ternyata kunci motor tersebut “terongok” dengan enaknya di atas rak buku.
2. Pernah suatu hari saya membantu bibi saya berjualan di warungnya. Ketika ada pembeli datang dan membayar dengan uang yang nominalnya cukup besar, saya harus menukarkannya terlebih dahulu. Karena “kelakuan” sifat buruk saya yang satu ini, sayapun lupa menutup dan mengunci laci kotak uang toko. Dan dapat ditebak, akibatnya si pembeli tersebut “menggondol” sebagian uang toko bibi saya tersebut.
3. Yang ini kejadian yang baru saja terjadi sore tadi, seperti biasanya sifat pelupa saya ini selalu menjerumuskan saya pada hal-hal tercela. Sayapun lupa membawa buku catatan mata kuliah LogMat saya. Padahal disitu ada tugas atau PR yang harus saya kerjakan. Dan parahnya lagi dosen mata kuliah ini “killer” banget. Akibatnya saya hanya bisa mengutuki diri saya sendiri dan berkalang kabut untuk menyalin PR teman saya.

saya telah berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi sifat buruk saya ini. Mulai dari Resep “Fokus”, resep “Jangan Kebanyakan Bengong”, hingga ramuan “bikin catatan kecil”pun sudah saya amalkan, tapi hasilnya nihil, sifat buruk saya tetap pada tempatnya, tetap saja membandel dan tetap tidak mau enyah dari diri saya. Dan ternyata setelah saya analisis berdasarkan disiplin ilmu yang saya tekuni, sayapun mahfum kenapa sifat ini menjangkiti diri saya dan juga banyak orang tentunya.Faktor usia dan faktor otak bukanlah kambing hitam yang patut dipersalahkan. Menurut saya itu memang sudah kodrat Illahi sesuai dengan ungkapan berikut ini :

Kita mendengar setengah dari apa yang dikatakan orang.
kita menyimak setengah dari apa yang kita dengar.
Kita memahami setengah dari apa yang kita simak.
Kita meyakini setengah dari apa yang kita pahami.
Kita ingat setengah dari apa yang kita yakini.
>>> Jadi totalnya Berapa banyak yang bisa kita ingat???

Ungkapan diatas saya catat dari materi Mata kuliah Manajemen. Setelah mendengar dan mencatat ungkapan diatas akhirnya sayapun mahfum dan sadar kenapa saya bisa menjadi pelupa seperti sekarang ini. Tapi terlepas dari ungkapan tersebut saya akan tetap dan terus berusaha untuk mengurangi dan kalau bisa menghilangkan sifat buruk saya tersebut. Sampai saat inipun Saya terus berangan-angan kalau suatu saat nanti saya bisa menanggalkan predikat saya sebagai seorang “PELUPA”.
Bagaimana menurut Anda???